Minggu, 06 Maret 2011

kultum

Para alim ulama yang kami muliakan, ust, ustz yang kami hormati dan teman – teman yang kami cintai
Marilah bersama – sama kita panjatkan puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmatnya lahir dan batin kepada kita semua.
Sholawat beserta salam selalu kita kirimkan kepada baginda nabi muhammad SAW, beserta keluarganya sahabat, dan para pengikutnya.
Selanjutnya saya ucapkan terimakasih sehingga dalam kesempatan ini saya diberikan waktu untuk memberikan pidato agama dengan judul :
MENGHINDARI BENCANA
Kita sering mendengar tentang bencana yang menimpa suatu daerah sehingga menewaskan banyak orang, beberapa rumah hancur berantakan, jutaan kekayaan hilang musnah, bencana tersebut kadang berupa gunung meletus, gempa bumi, banjir dan lain sebagainya. Bencana tersebut merupakan peringatan dari Allah akibat pelangaran yang dibuat oleh umat manusia itu sendiri sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 41


Yang artinya : telah nampak kerusakan di darat dan di laut di akibatkan dari perbuatan tangan – tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari ( akibat ) perbuatan mereka, agar mereka kembali ( kejalan yang benar ).
Manusia diciptakan oleh Allah sebagai mahluk di bumi untuk mengatur serta memakmurkan dunia, manusia akan memperoleh kebahagiaan dan kedamaian jika manusia mau menuruti ajakan Allah dan mentaati petunjuknya bencana diturunkan oleh Allah dengan tujuan agar manusia mau kembali kepada jalan Allah. Dalam surat As-Sajadah ayat 21 diterangkan :


Yang artinya : dan sesunguhnya kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat ( dunia ) sebelum azab yang lebih besar ( di akhirat ) mudah-mudahan mereka kembali kejalan yang benar.
Oleh karena itu marilah kita mendekatkan diri kepada Allah, kita penuhi segala perintahnya dan kita jauh9i larangnya, kita semua sebagai umat islam wajib melaksanakan amal ma’ruf nahi mungkar, ( mengajak berbuat baik dan melarang berbuat jahat )
Intinya, kita semua harus orang yang baik degan mengajak orang di sekitar kita menjadi baik, dan mengajak orang disekitar kita menjadi baik, jika semua orang menjadi baik maka saat bencana datang maka akan diganti oleh Allah dengan barokah dan nikmat. Amin
Demikian yang dapat saya sampikan, semoga kita dapat memetik hikmahnya.
Wassalamu’alikum wr. Wb
Para alim ulama yang kami muliakan, ust, ustz yang kami hormati dan teman – teman yang kami cintai
Marilah bersama – sama kita panjatkan puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmatnya lahir dan batin kepada kita semua.
Sholawat beserta salam selalu kita kirimkan kepada baginda nabi muhammad SAW, beserta keluarganya sahabat, dan para pengikutnya.
Selanjutnya saya ucapkan terimakasih sehingga dalam kesempatan ini saya diberikan waktu untuk memberikan pidato agama dengan judul :

TERKABULNYA DO’A

Diantara nama Allah adalah Almannan, yang artinya suka memberi, memberi karunia dan memberi anugrah. Dan Allah sangat suka jika diminta, bahkan ia begitu murka terhadap orang-orang yang tidak mau meminta kepadanya, sebab orang yang tidak mau meminta kepadanya, samahalnya ia telah congkak, sombong dan seolah-olah tak membutuhkannya.
Allah telah berjanji akan mengabulkan do’a orang – orang yang meminta kepadanya dalam Alquran surat al- baqorah ayat 186 juga dijelaskan :



Yang artinya apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang aku maka ( jawablah ) bahwasannya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apa bila ia memohon kepadaku maka hendaklah mereka itu memenuhi ( segala perintah ) ku dan hendaklah mereka beriman kepadaku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Karena sedemikin cintanya Allah kepada hambanya ia memerintahkan agar mereka meminta. Allah memberi hambanya dengan tanpa mengharapkan balasan mereka. Namun ia memberi agar mereka semakin mencintainya, mengagukannya dan menghamba kepadanya.
Ibrahi bin Adham pernah melewati pasar basrah, kemudian ia dikerumuni orang lalu mereka bertanya kepadanya : “ hai Abu Ishak, kenapa kita berdoa namun tak kunjung dikabulkan Allah?
Ibrahim bin Adham menjawab : “penyebab itu adalah, sebab hati kalian telah mati karena sepuluh perkara yaitu :

1. Kalian mengetahui hak Allah SWT namun engan untuk menunaikan haknya.
2. Kalian menyatakan cinta kepada Rasulullah SAW namun kalian tingalkan sunnahnya.
3. Kalian membaca Al-Qur’an namun tidak juga mengamalkanya.
4. Kalian menyantap makan dari Allah namun kalian tidak menyukurinya.
5. Kalian menyatakan setan adalah musuh Kalian namun justru kalian ikut jejakanya.
6. Kalian mengatakan bahwa surga itu pasti ada namun Kalian tidak mempersiapkan amal untuk mendapatkannya.
7. Kalian mengatakan jika neraka adalah sebuah kepastian namun Kalian tidak melarikan diri dari padanya.
8. Kalian mengatakan jika kematian itu adalah suatu kepastian , namun Kalian tidak mempersiapknnya
9. Jika Kalian bangun tidur, Kalian malah sibuk mengurus aib orang lain sementara kalian melupakan aib sendiri
10. Kalian sering memakamkan orang mati namun kalian tidak mengambil paelajaran darinya
Oleh karena itu marilah kita renungi ucapan Ibrahim bin Adham. Kita koreksi perbuatan diri kita sendiri, keta teliti doa kita mengapa tidak kunjung dikabulkan ?
Agar doa kita bukan hanya sebatas kata bukan sekedar ungkapan permintaan yang jauh dari kenyataan. Namun agar bisa betul – betul nyata dalam kehidupan kita, betul – betul menjelma dalam kehidupan kita insya Allah doa kita bisa terkabulkan. Amin
Demikian yang dapat kami sampaikan, jika ada kekurangan saya minta maaf .

Subahanaka la ilma lana inaka anta alimul hakim
Wassalamu alikum wr. Wb


















Para alim ulama yang kami muliakan, ust, ustz yang kami hormati dan teman – teman yang kami cintai
Marilah bersama – sama kita panjatkan puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmatnya lahir dan batin kepada kita semua.
Sholawat beserta salam selalu kita kirimkan kepada baginda nabi muhammad SAW, beserta keluarganya sahabat, dan para pengikutnya.
Selanjutnya saya ucapkan terimakasih sehingga dalam kesempatan ini saya diberikan waktu untuk memberikan pidato agama dengan judul :

TUJUAN HIDUP

Kira menyadari bahwa kehidupan didunia ini sangat sementara karena pada saat nanti kita akan dipangil kembali oleh Allah SWT untuk meneruskan hidup abadi di akhirat
Ikhwani kaum muslimin wa muslimat, jika Allah melukiskan kehidupan dunia ini dengan perumpamaan yang rendah, bukanla untuk meremehkan kehidupan dunia, akan tetapi sebagai satu peringatan jangan sampai manusia menyangkutkan hatinya kepada kenikmatan yang sifatnya sementara
Untuk mencapai kebahagiaan dalam pandangan Islam, haruslah ada keseimbangan baik terhadap keduniaan maupun untuk kehidupan di Akhirat nanti , sebagaimana firman Allah dalam sutat al-qosos ayat 77



Yang artinya. : dan carila apa yang telah di anugrahkan Allah kepadamu berupa kebahagian negeri akhirat, tetapi janganlah kamu melupakan bahagiamu dari kenikmatan duniawai dan berbuatr baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu , dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka Bumi sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan
Seorang muslim yang benar-benar beriman tidaklah akan teresona kepada kemewahan dan kenikmatan hidup di dunia ini, sebab dia dapat melihat dengan mata hatinya bahwa semua itu akan sirna dia akan mendapatkan kenikmatan dunia dengan berusaha sekuat tenaga tetapi dia juga berusaha untuk menabung amal sholeh dan beribadah untuk kebahagiaan di akhirat kelak.

Ikhwani muslimin yang berbahagia demikianlah yang bisa saya sampaikan semoga Allah SWT menjadikan kita orang –orang yang mengikuti sunah Rasul-Nya , sehingga diri kita lebih dekat kepada ridhonya untuk nantinya mendapatkan ampunan serta magfirahnya, akhirul kalam
Wassalau’alaikum wr, wb